Bandung Bondowoso: Legenda Cinta, Kutukan, dan Pembangunan Candi Sewu

**Bandung Bondowoso: Legenda Cinta, Kutukan, dan Pembangunan Candi Sewu**

Bandung Bondowoso adalah salah satu tokoh dalam cerita rakyat Jawa yang terkenal karena keterlibatannya dalam kisah pembangunan Candi Sewu atau Candi Roro Jonggrang. Legenda ini tidak hanya mengandung elemen kisah cinta yang dramatis, tetapi juga menggambarkan perjuangan, pengkhianatan, dan kutukan yang berakhir tragis. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai cerita Bandung Bondowoso, hubungannya dengan Roro Jonggrang, serta makna yang terkandung dalam kisah tersebut.

### 1. **Asal Usul Bandung Bondowoso**
Bandung Bondowoso adalah seorang pangeran atau panglima perang dari sebuah kerajaan besar yang bernama Kerajaan Pengging. Dia dikenal sebagai sosok yang kuat, sakti, dan memiliki kemampuan magis yang luar biasa. Bandung Bondowoso digambarkan sebagai prajurit yang tangguh dan memiliki ambisi besar dalam memperluas kekuasaan kerajaan Pengging.

Menurut legenda, Bandung Bondowoso memimpin pasukannya untuk menaklukkan Kerajaan Prambanan, yang pada saat itu dipimpin oleh seorang raja bernama Prabu Baka. Raja Prabu Baka dikenal sebagai pemimpin yang kuat dan disegani oleh rakyatnya. Namun, dalam pertempuran tersebut, Bandung Bondowoso berhasil mengalahkan dan membunuh Prabu Baka, sehingga ia menguasai kerajaan Prambanan.

### 2. **Pertemuan dengan Roro Jonggrang**
Setelah berhasil menaklukkan Prambanan, Bandung Bondowoso bertemu dengan putri dari Prabu Baka, yaitu Roro Jonggrang. Roro Jonggrang adalah seorang putri yang sangat cantik dan menjadi lambang kecantikan di kerajaannya. Terpesona oleh kecantikan Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso langsung jatuh cinta dan ingin menikahinya.

Namun, Roro Jonggrang tidak menyukai Bandung Bondowoso karena dia adalah pembunuh ayahnya. Meski demikian, karena merasa terdesak, Roro Jonggrang tidak bisa menolak lamaran Bandung Bondowoso secara langsung. Dia kemudian memikirkan sebuah rencana untuk menghindari pernikahan tersebut dengan cara yang cerdik.

### 3. **Syarat Pembangunan 1000 Candi**
Untuk menolak lamaran Bandung Bondowoso tanpa menyinggung perasaannya, Roro Jonggrang memberikan syarat yang tampaknya mustahil untuk dipenuhi. Dia meminta Bandung Bondowoso untuk membangun seribu candi hanya dalam satu malam sebelum fajar menyingsing. Bandung Bondowoso yang yakin dengan kesaktiannya menerima tantangan tersebut tanpa ragu.

Dengan menggunakan kekuatannya dan dibantu oleh pasukan jin dan makhluk halus, Bandung Bondowoso segera memulai pembangunan candi. Dengan bantuan kekuatan magisnya, proses pembangunan berlangsung dengan sangat cepat. Candi demi candi berdiri, dan tampaknya Bandung Bondowoso akan berhasil menyelesaikan syarat yang diajukan oleh Roro Jonggrang.

### 4. **Pengkhianatan Roro Jonggrang**
Melihat Bandung Bondowoso hampir berhasil menyelesaikan seribu candi, Roro Jonggrang merasa panik dan mencari cara untuk menggagalkan usaha Bandung Bondowoso. Dia kemudian mengajak para gadis desa untuk menumbuk padi dan menyalakan api, menciptakan suara dan suasana yang menyerupai pagi hari. Mendengar suara ayam berkokok dan melihat cahaya seperti fajar, para jin dan makhluk halus yang membantu Bandung Bondowoso mengira waktu pagi telah tiba, dan mereka pun meninggalkan pekerjaan mereka.

Akibatnya, Bandung Bondowoso gagal menyelesaikan seribu candi karena hanya berhasil membangun 999 candi. Marah dan merasa dikhianati, Bandung Bondowoso kemudian mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca atau patung untuk melengkapi candi yang keseribu. Dalam legenda ini, patung Roro Jonggrang dipercaya sebagai arca dewi yang terdapat di salah satu candi di kompleks Candi Prambanan.

### 5. **Makna dan Pesan dari Legenda**
Legenda Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang mengandung beberapa pesan moral dan nilai yang bisa diambil:

– **Pengkhianatan Membawa Malapetaka**: Roro Jonggrang menggunakan tipu muslihat untuk menggagalkan tantangan Bandung Bondowoso. Meskipun dia berusaha menyelamatkan dirinya, pengkhianatan tersebut berakhir dengan kutukan tragis. Ini menunjukkan bahwa pengkhianatan atau kecurangan, meski terlihat cerdik pada awalnya, bisa berakhir dengan konsekuensi yang berat.

– **Kekuatan Cinta dan Dendam**: Kisah ini juga menggambarkan betapa kuatnya perasaan cinta dan dendam. Bandung Bondowoso jatuh cinta pada Roro Jonggrang, tetapi kemarahannya saat dikhianati membuatnya mengutuk orang yang dicintainya. Legenda ini mengingatkan kita bahwa perasaan yang tidak dikendalikan dapat membawa kehancuran.

– **Keajaiban dalam Mitologi**: Pembangunan candi yang dilakukan oleh makhluk gaib dalam legenda ini menggambarkan unsur keajaiban yang sering kali ditemukan dalam mitologi Jawa. Cerita ini menunjukkan bagaimana orang Jawa pada masa lalu menghormati kekuatan-kekuatan supranatural dan mengaitkannya dengan pembangunan bangunan-bangunan monumental seperti candi.

### 6. **Candi Sewu dan Prambanan: Peninggalan Bersejarah**
Meskipun legenda Bandung Bondowoso berkaitan dengan pembangunan Candi Sewu, kompleks candi yang paling dikenal dalam legenda ini adalah Candi Prambanan. Candi Prambanan merupakan salah satu situs warisan dunia yang terletak di Yogyakarta, dan merupakan candi Hindu terbesar di Indonesia. Di dalam kompleks Prambanan, terdapat beberapa arca yang diyakini sebagai representasi dari Roro Jonggrang.

Kompleks Candi Sewu yang juga ada di dekat Prambanan adalah salah satu peninggalan budaya Buddha terbesar di Jawa. Meskipun legenda Bandung Bondowoso bersifat mitos, keberadaan fisik dari candi-candi ini menunjukkan peradaban tinggi yang ada di Jawa pada masa lalu, baik dalam bidang arsitektur, seni, maupun kepercayaan religius.

### 7. **Kesimpulan**
Kisah Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang merupakan salah satu legenda klasik dari Jawa yang hingga kini masih menjadi bagian dari warisan budaya Indonesia. Cerita ini mengajarkan tentang cinta, pengkhianatan, serta kekuatan supranatural yang dihubungkan dengan pembangunan candi-candi megah di Jawa. Meskipun ini hanyalah legenda, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya masih relevan hingga hari ini, dan bangunan fisik dari candi-candi tersebut tetap menjadi saksi bisu dari kejayaan masa lalu Indonesia.